Pustaka Lebah - Sahabat Anak Kita

Encyclopedia Nabi

Rabu, 04 Juli 2012

Buku Untuk Anak pada Hari Anak

Oleh: DWI PRIHASTUTI
Sumber: Jawa Pos, Senin, 23 Juli 2007
pustakawati@yahoo.co.id. Posted by kb.pstp fisip unair

Di bulan ini, ada tanggal yang istimewa bagi seluruh anak Indonesia. Tanggal tersebut adalah 23 Juli yang selalu diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Biasanya, banyak kalangan menyambut hari tersebut dengan menyelenggarakan acara bernuansa permainan yang mendidik. Mungkin juga ada beberapa orang tua yang memberikan kado bagi anaknya.

Jarang orang tua yang menghargai anak di hari anak dengan memberikan buku. Saya pribadi sangat menyadari jika budaya memberikan kado berupa buku masih sangat jarang. Apalagi untuk balita. Kado yang umum diberikan adalah mainan atau baju.
Selama ini, setiap orang tua pasti berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya. Mulai dari pakaian dan mainan yang bagus hingga makanan bergizi bagi tubuhnya. Bahkan, sebagian dari kita memberi vitamin-vitamin tambahan agar anak selalu sehat. Itu semua untuk tubuhnya. Lalu, bagaimana gizi dan vitamin untuk otak dan jiwanya?
Menurut para ahli, usia 1-5 tahun adalah masa emas (golden age) dalam perkembangan kecerdasan seorang anak. Selain makanan bergizi, dibutuhkan pula rangsangan-rangsangan dari luar yang mampu menstimulasi perkembangan otak balita hingga maksimal. Rangsangan itu bisa berupa buku-buku yang bermutu (bukan hanya bagus karena banyak buku yang bagus tapi tidak bermutu).
Saya pribadi telah mengenalkan buku pada anak saya semenjak 0 bulan. Bahkan, semenjak anak saya masih dalam kandungan, secara rutin saya bacakan buku anak. Hingga sekarang, Najma, anak saya menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap buku dan bahan bacaan lainnya seperti koran dan majalah.
Yang lucu, ketika upacara mitoni (tujuh bulanan dalam kalender jawa/turun tanah) spontan Najma memilih buku di antara barang-barang lain seperti uang, cermin, dan mainan saat dikurung dalam sangkar ayam. Selain untuk memaksimalkan perkembangan otaknya, tujuan lain saya mengenalkan bacaan pada Najma adalah untuk meminimalkan pengaruh televisi.
Sebagai orang tua, saya sangat khawatir dengan pengaruh televisi bagi perkembangan jiwa anak. Masih kuat terekam dalam memori ketika tayangan Smack Down di salah satu televisi swasta menimbulkan kehebohan karena beberapa anak menjadi korban setelah meniru tayangan tersebut. Saya percaya, jika semenjak dini anak telah dikenalkan dengan aktivitas membaca, maka kelak akan membentuk budaya membaca. Jika anak telah memiliki budaya baca yang tinggi, maka anak akan cenderung memilih membaca daripada menonton televisi secara berlebihan.
Kembali pada buku untuk anak, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan jika kita ingin memberikan buku bagi si kecil. Pertama, perhatikan usia si kecil,

apakah masih bayi atau sudah berusia 5 tahun ke atas. Untuk bayi hingga 5 tahun, pilihlah buku yang berhalaman tebal dan penuh warna. Agar lebih menarik perhatian, pilihlah yang bertipe pop up (bergambar 3 dimensi seperti buku Bobi si Burung Hantu) atau lift the flap (ada bagian dalam halaman yang bisa dibuka dan menunjukkan gambar yang tersembunyi seperti Buku Anak Hewan ).
Dua tipe buku tersebut memang relatif mahal, namun sangat merangsang kreatifitas dan imajinasi anak. Selain jenis buku, berdasarkan pengalaman pribadi saya, bayi dan balita cenderung suka buku yang bercerita tentang hewan. Melalui buku pula, kita bisa membuat si kecil melakukan aktifitas tertentu. Keponakan saya yang berumur tiga tahun, semula malas sikat gigi. Namun, setelah dibacakan buku yang berjudul Benji Sakit Gigi, dia jadi rajin sikat gigi.
Selanjutnya, jika si kecil sudah menunjukkan minat yang tinggi akan buku, kita bisa mulai mengenalkan buku-buku cara membaca bagi balita. Ada beberapa metode membaca yang ada di pasaran saat ini. Metode paling mutakhir adalah membaca berdasar kata, bukan berdasar suku kata. Jadi, pilihlah buku cara membaca bagi balita yang menyajikan gambar benda disertai namanya seperti kata mobil yang disertai namanya. Namun, jangan lupa untuk tidak terlalu memaksakan aktivitas ini pada anak. Jagalah agar aktivitas itu agar tetap menyenangkan dan tidak membebani si kecil. Jangan sampai si kecil menjadi korban kebanggaan orang tua yang berambisi anaknya pandai membaca di usia dini.
Bila si kecil telah berusia 5 tahun keatas dan sudah bisa membaca, akan jauh lebih mudah untuk memilihkan buku baginya. Tersedia banyak pilihan jenis buku baik yang berupa buku cerita anak maupun yang berupa komik seperti Biografi Orang Sukses. Komik jenis ini sangat banyak penggemarnya di tempat saya bekerja. Selain kata-katanya sederhana dan lucu sehingga mudah dipahami, gambarnya pun sangat menarik. Dan yang terpenting kisah sukses para tokoh yang tersaji bisa menambah wawasan dan motivasi untuk bisa sesukses mereka.
Jenis buku lain yang menurut saya sangat layak untuk kado bagi si kecil adalah buku cerita karangan anak-anak seusia mereka. Mungkin pembaca sudah mengenal nama Aini, gadis mungil berusia 8 tahun kelahiran Malang yang masuk Muri (Museum Rekor Indonesia) sebagai penulis kumpulan cerpen termuda saat dirinya berusia 7 tahun. Menurut pengakuan Aini, karya yang dihasilkannya tidak lepas dari upaya orang tuanya yang telah mengenalkan budaya membaca semenjak dini. Selain Aini, ada juga Izzati yang meraih rekor Muri sebagai penulis Novel tercilik.
Jadi, hari anak tanggal 23 Juli merupakan momentum yang tepat untuk menumbuhkan minat baca pada anak. Berikan buku yang bergizi bagi mereka semenjak dini. Siapa tahu kelak mereka juga mampu menciptakan karya seperti Aini dan Izzati atau bahkan lebih.

0 komentar:

Posting Komentar